22koleksi.blogspot.com

Wortel, Telur dan Biji Kopi

Wortel, Telur dan Biji Kopi


Seorang Pria yang baru saja menikah, datang pada ibunya dan mengeluh soal tingkah laku istrinya.
Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang istri: keras kepala, suka bermalas-malasan, boros, dsb.

Pria muda itu berharap orangtuanya ikut menyalahkan istrinyanya. Namun betapa kagetnya dia karena ternyata ibunya diam saja. Bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke dapur, sementara putranya terus bercerita dan mengikutinya.

Sang ibu lalu memasak air. Setelah sekian lama, air mendidih. Sang ibu menuangkan air panas mendidih itu ke dalam 3 gelas yang telah disiapkan.

Di gelas pertama ia masukkan TELUR.
Di gelas kedua, ia masukkan WORTEL.
Dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI.

Setelah menunggu beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:

WORTEL yang KERAS menjadi LUNAK,
TELUR yang mudah PECAH menjadi KERAS,
dan KOPI menghasilkan aroma yang HARUM.

Lalu sang ibu menjelaskan:
“Nak, MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH. Namun, bagaimana sikap kitalah yang akan menentukan dampaknya. Kita bisa menjadi:

Lembek seperti wortel.
Mengeras seperti telur.
Atau harum seperti kopi.
Jadi, wortel dan telur bukan mempengaruhi air… mereka malah berubah oleh air, sementara kopi malah mengubah air, membuatnya menjadi harum.”

Dalam tiap masalah, selalu tersimpan MUTIARA IMAN yang berharga. Sangat mudah untuk bersyukur saat keadaan baik-baik saja…. Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan Tuhan seolah tidak kunjung datang?

Hari ini kita belajar ada 3 reaksi orang saat masalah datang: – Ada yang menjadi lembek, suka mengeluh, dan mengasihani diri sendiri.- Ada yang mengeras, marah dan berontak ,
Termasuk pada Tuhan. – Ada juga yang justru semakin harum, menjadi semakin KUAT dan PERCAYA DIRI

Semoga Bermanfaat

SELAMAT MENIKMATI NIKMATNYA HIDUP πŸ’ƒπŸ’°πŸŽπŸŒŸ⭐πŸ™πŸ’ŽπŸŽ€πŸŒ πŸ’πŸ‘ΆπŸ»πŸ‘¨‍πŸ‘©‍πŸ‘§

HIDUP lah dengan BAHAGIA
karena Anda berHAK BAHAGIA

Sumber : Status facebook
Read More
22koleksi.blogspot.com

Inilah Rahasia Kecerdasan Para Perokok


Inilah Rahasia Kecerdasan Para Perokok - Pada suatu hari seorang wanita aktivis anti tembakau sowan ke ndalem Kiai. Bermaksud meminta fatwa tentang bahaya rokok.“Iya, rokok memang berbahaya. Saya setuju sekali sama sampeyan, Mbak,” kata Kiai mantap. Wajah aktivis LSM anti tembakau yang bertamu siang itu pun langsung berbinar.

“Begini...” lanjut beliau. “Merokok itu nggak bisa dilakukan sambil terburu-buru. Anda bisa makan, minum, mandi, bepergian, bahkan bekerja dengan cepat dan tergesa. Tapi tidak untuk merokok. Merokok mesti dilakukan seperti... hmmm... gerakan-gerakan shalat. Harus tuma’ninah istilahnya, Mbak. Sedot, tenang, pengendapan sesaat... baru nyebul. Isep lagi, tenang dan pengendapan lagi...sebul lagi. Begitu terus-menerus. Lihat, ngudud sama sekali bukan aktivitas yang cocok untuk orang yang gegabah dan grusa-grusu…”

Baca Juga :

“Lho, maaf, katanya bahaya, yai? Kok malah nggak bahas bahayanya?” Si aktivis tampak tidak sabar.
“Sebentar..,” sambil tersenyum bijak sang Kiai memberi kode tangan, agar si aktivis diam dulu. “Untuk menghabiskan satu batang rokok, rata-rata dibutuhkan 20-25 kali hisapan. Kalau seorang perokok ngudud 10 batang saja setiap hari, artinya minimal ada 200-250 kali saat jeda tuma’ninah per harinya. Dua ratus kali setiap hari, Mbak! Nah... bayangkan saja jika ia menempuh hidup seperti itu belasan atau bahkan puluhan tahun. Apakah sampeyan yakin yang demikian itu tidak turut membentuk bangunan bawah sadar dan karakter pribadinya?”

“Bahayanya, Kiai ! Pliss, bahayanya…”
“Jadi, ya nggak usah gampang heran kalau banyak pemikir muncul dari kalangan perokok. Sebab perokok itu bukan semacam speedboat yang melesat cepat di permukaan, melainkan lebih dekat dengan sifat kapal selam. Ia bergerak pelan namun pasti di kedalaman. Makhluk-makhluk kapal selam itu terbiasa tenang, jernih mencermati setiap hal, sekaligus punya daya imajinasi tinggi.
Maka kita tahu ada Einstein, misalnya. Pastilah ia menemukan Teori Relativitas, serta teori bahwa semesta berbentuk melengkung, saat ia leyeh-leyeh sambil kebal-kebul dengan pipa cangklongnya.

Ada juga Sartre, Albert Camus, Derrida, Sigmund Freud, yang semuanya menempa ngelmu tuma’ninah-nya lewat asap tembakau. Contoh lain? Ada Sukarno, Che Guevara, Winston Churcill, hingga John F. Kennedy.
Atau para sastrawan-pemikir, mulai Rudyard Kipling, Hemingway, Mark Twain, Pablo Neruda, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, yang kesemuanya mereka pun menjalani metode yang sama. Jadi bisa kita simpulkan bahwa...”

“Stop ! Stop ! Please, Kiai. Please ! I said : ba-ha-ya ! Please explain the ba-ha-ya !!!”
“Hehe, iya-iya, Mbak... Maaf, saya tegaskan bahwa rokok memang berbahaya.”
Kiai menghela nafas sesaat. “Sebab... yang paling berbahaya dari seorang manusia bukanlah paru-paru atau jantungnya, melainkan pikiran-pikirannya.”

Dari status facebook seorang Netizen
Read More